Malam itu suram juga membuat rasa asam, sepadan dengan
diskusi ini yang sudah dilakukan berulang-ulang, tapi ini untuk pertamakalinya
aku merasakan sesuatu yang berkesan. Untuk yang kesekian kalianya, seperti
malam-malam sebelumnya telah berkumpul segerombol manusia yang haus akan
nutrisi pengetahuan. -à
Diskusi
Penuh rasa kesal ketika melangkah ke sebuah ruangan, karena
harus merelakan sebuah pertemuan dengan kawan yang sudah lama tak jumpa, tapi
seketika rasa kesal itu pudar ketika kulihat sesosok wajah yang tampan (wahaha)
yang sedang duduk memandang hp genggam.
Diskusi malam itu mengambil tema tayangan Film,TV dan Dampaknya dengan pemateri teh nida, dalam
diskusi ini banyak pengetahuan baru yang tak kusangka bisa kudapatkan seprti;
baru aku ketahui ternyata perfileman di Indonesia sudah dibumbui oleh orientasi material, bahwa perfileman di
Indonesia merupakan agenda center ( banyak film” yang sudah di bumbui oleh
maksud’’ tertentu, juga film digunakan sebagai alat untuk mencuci otak. Hal ini
dikemukakan oleh ketua litbang, Dede Lukman.
Adapun fungsi Film sendiri, yang dijadikan sebagai
budaya,pendidikan,hiburan,informasi,penondong karya kreatif juga ekonomi, pada
kenyataannya semua itu belum terpenuhi. Diskusi malam itu juga banyak membahas
tentang sensor dan juga berbagai kartun animesi.
aa Dede lukman sediri mengungkapkan, bahwa pada dasarnya
film kartun seperti naruto dan one peace adalah film dewasa, yang mana film
tersebut di indonesia dipertontonkan untuk anak-anak, selayaknya yang
seharusnya dipertayangkan kepada anak-anak adalah realistis seperti Dora the
exsploler.
Diskusi pun diakhiri oleh teh nida dengan kesimpulan bahwa
dampak-dampak negativ pertayangan film atau Tv bisa kita cegah melalui didikan
dan pantauan. Selain itu juga ketua devisi litbang menutup diskusi malam itu
dengan diinginkannya pendiskusi dapat mengambil pelajaran pada diskusi kali
ini.
Wassalam,bayy,,,
0 komentar:
Posting Komentar