Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu…
Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan
saudara-saudara sekalian yang saya hormati
Pertama kali, marilah kita
memanjatkan puji syukur yang tiada terhingga kepada Allah SWT. Karena Dia telah
memberi kita karunia dan nikmat yang sangat besar yaitu umur yang panjang,
kesehatan yang baik, dan kesempatan yang luang sehingga kita semua bisa
menghadiri acara ...........................
Tanpa ijin dari Allah tak
mungkin kita bisa hadir dan bermuwajahah di tempat ini.
Kedua kalinya, semoga
keselamatan dan kesejahteraan tetap di limpahkan Allah kepada panutan kita
semua, yakni Rasulullah saw, berikut para keluarganya, para sahabatnya, para
ulama-ulama dan segenap pengikutnya, umat Islam sekalian. Amin
Para Bapak, Ibu dan
saudara-saudara sekalian.
Seorang muslim harus memiliki
ahlak kenabian, yaitu akhlakul karimah. Selama kita tidak mempunyai budi
pekerti yang baik, maka belumlah dikatakan beriman. Salah satu dari sekian
banyak akhlakul karimah adalah sabar. Karena sabar adalah ciri orang yang
mukmin.
Sabar merupakan kekuatan dan
daya positif yang mendorong jiwa untuk menunaikan kewajiban. Di samping itu,
sabar adalah suatu kekuatan yang mampu menghalangi seseorang dalam melakukan
kemaksiatan.
Rasulullah saw. bersabda,
"Sabar adalah cahaya," artinya bahwa kesabaran itu merupakan hidayah
yang datang dari Allah. Yakni sebuah penerang yang membimbing seseorang untuk
dapat mengenal Tuhan dan rasulNya, serta mengetahui maupun mengamalkan
ajaran-ajaranNya, perintah-perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Oleh
karena itu seseorang yang tetap tegak bertahan sehingga dapat menundukan
dorongan hawa nafsu secara terus menerus, maka ia termasuk orang yang sabar.
Sayidina Ali bin Abu Thaiib
pernah berpesan, "Seseorang tidak boleh takut kecuali kepada dosanya,
tidak boleh berharap kecuali kepada Tuhannya. Jika belajar tidak boleh malu
seandainya ia tidak tahu. Tidak boleh malu menyatakan "aku tidak
bisa". Dan ketahuilah bahwa sabar dalam menghadapi segala masalah seperti
kepala di badan, lalu jika kepala itu terlepas dari badannya, maka rusaklah
badan tersebut. Demikian juga jika sabar lepas dari suatu urusan, maka rusaklah
urusan itu."
Bapak-bapak, Ibu-ibu dan
saudara-saudara yang dirahmati Allah.
Untuk mengukur sejauh mana
kadar keimanan dan kesabaran seseorang, maka Allah lalu melimpahkan suatu
ujian. Hanya saja ujian tersebut ada yang ringan dan ada yang berat.
Ujian atau cobaan itu
adakalanya berupa kenikmatan, misalnya harta benda, jabatan dan sebagainya. Ada
pula dalam bentuk yang tidak menyenangkan, seperti musibah dan penderitaan.
Terhadap ujian itu, baik yang mengandung kenikmatan atau musibah, maka sifat
sabar adalah sesuatu yang dapat menjadikan penawar. Sabar akan memancarkan
sinar yang memelihara seseorang sehingga ia tidak jatuh kepada kekufuran. Sebab
banyak kasus, orang yang ditimpa musibah kemudian imannya menjadi lemah lalu
kufur (murtad). Karena itulah, sebagai seorang muslim kita wajib meneguhkan
hati dalam menghadapi cobaan dari Allah. Marilah kita hadapi semua itu dengan
tenang dan sabar. Dalam masalah ini, menyadari bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha
Rahman akan dapat menumbuhkan sifat sabar di dalam hati. Tanamkan suatu
keyakinan bahwa Allah yang memberi ujian kepada kita dan Allah juga yang
memberi Rahmat. Setiap kesulitan dan cobaan hidup, apapun bentuknya, adalah
datang dari Allah. Sekali-kali manusia tidak dapat menolak dan tidak pula dapat
memaksa agar Allah memberi rahmatNya.
Para hadirin rahimakumullah.
Dalam Al-Qur'an diterangkan
bahwa Allah berfirman yang artinya ;
Katakanlah: "Siapakah
yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana
atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?" Dan orang-orang munafik itu
tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah. (Al-Ahzab ayat
17).
Orang yang mampu belajar
dalam menghadapi ujian atau cobaan, maka derajat kemuliaanya akan ditinggikan
oleh Allah. Sabar yang dimaksudkan ialah bertahan pada iman dan tidak mengeluh
dalam merasakan cobaan yang tidak menyenangkan itu.
Diriwayatkan bahwa seorang sahabat
bernama Khabab sedang menghadapi cobaan. Ia mendatangi Rasulullah, yang ketika
itu duduk bersandar surban di bawah naungan Ka'bah. Kepada Rasulullah. Khabab
mengeluh dan menceritakan tentang hidupnya yang selalu menderita. Bertubi-tubi
musibah telah menimpanya.
Katanya kepada Rasulullah,
"Wahai Rasul, doakanlah agar Allah menolong kami sehingga kami terlepas
dari ujian hidup!"
Rasulullah menjawab,
"Perlu engkau ketahui wahai Khabab, bahwa dijaman dahulu, yaitu jamannya
umat sebelum kita, terkadang mereka disiksa dengan cara tubuhnya ditanam di
dalam liang atau dibelah dengan gergaji. Meskipun demikian, mereka tetap
memegang teguh agamanya dan tidak merubah pendiriannya sedikitpun."
Rasulullah saw. kemudian
mengemukakan firman Allah:
"Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji´uun". Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqarah Ayat: 155 - 157)
Jika cobaan atau ujian hidup
dihadapi dengan sabar, ikhlas, tidak berkeluh kesah, tetapi berikhtiar mencari
jalan pemecahannya secara baik, maka Allah pasti memudahkan bagi kita dalam
urusan ini. Disamping dapat memcahkan masalah yang kita hadapi, tentu Allah
akan memudahkan bagi kita terhadap masalah hisab. Allah akan memberi pahala,
memberkati kehidupan sehingga timbangan amal pahala kita lebih berat dibanding
dengan dosa kita. Jadi jika seseorang itu mampu menghadapi ujian dengan sabar
dan ikhlas, maka ia termasuk orang yang tulus dalam menempuh ujian itu. Jika
tidak sabar, berarti ia gagal dan masuk dalam golongan orang yang berputus asa.
Para hadirin rahimakumullah,
Banyak orang beranggapan bahwa kesabaran itu berarti
merendahkan diri dan menyerahkan kepada keadaan begitu saja. Kesabaran berarti
membiarkan diri hanyut dalam kondisi atau menghentikan usaha tanpa berusaha
mencari jalan keluarnya, tanpa mau memperbaiki dan melakukan usaha.
Sebenarnya anggapan seperti itu tidaklah benar. Sabar yang
dimaksud oleh agama adalah Ikhlas dalam menghadapi cobaan atau ujian dengan
cara baik, berusaha mencari jalan keluar yaitu ihktiar, dan tetap bertahan
untuk teguh dalam iman serta tidak berkurang amal shalih yang dijalankan.
Demikianlah akhlakul karimah berupa kesabaran yang harus
kita tanamkan dalam jiwa ini. Agar kita melatihnya setiap saat dalam pergaulan
sehari-hari. Jika kita menjadi orang yang sabar, Insya Allah akan disukai orang
lain di tengah-tengah masyarakat.
Demikianlah pidato singkat yang bisa saya sampaikan dalam
kesempatan ini. Jika ada kesalahan, maka hal itu karena khilaf dan kebodohan
ilmu saya. Mohon maaf atas segala kekuarangnya.
Bilahit taufiq wal hidayah.
wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuhu.
0 komentar:
Posting Komentar