Aku Dan Sebuah Cerita

17 Januari 2013
Ponsel ku berbunyi. Segera ku melihatnya. Ternyata ada sms dari temanku Dito yang berisi “Nai, kamu mau gak jadi pacarku?”. Memang aku juga menyukai Dito. Namun aku bingung apakah aku harus menerima dia atau tidak karena kedua orang tuaku tidak mengizinkan jika aku pacaran. Segera aku langsung membalasnya. “Iya boleh, dijalanin aja dulu.” Langsung Dito membalas sms ku itu “Terima kasih Nai,”.
19 Januari 2013
Ada perasaan takut dalam hatiku. Aku takut jika suatu saat nanti kedua orang tuaku akan mengetahui hubungan kami. Aku ingat pesan ayahku dulu bahwa jika aku ketahuan pacaran, aku akan diusir dari rumah.
24 Januari 2013
“Sayang, sejak kita berdua pacaran, belom pernah sama sekali kamu mengizinkan aku untuk menelponmu. Selalu saja sms’an. Memangnya kenapa sih sayang?” tanya Dito padaku.
Segera aku pun menjawabnya, “Maaf sayang, aku memang ingin sekali telpon’an sama kamu. Namun, jika orang tuaku mengetahuinya, dia pasti akan marah padaku.”
“Oh, ya sudah sayang kalau begitu. Aku mengerti.”
22 Februari 2013
Hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku senang sekali karna dapat merayakannya bersama Dito. Dia membelikanku sebuah kalung berbentuk hati dan sebuah boneka beruang bertuliskan “I Love U”.
Sesampainya di rumah, aku bilang pada ibuku bahwa hadiah itu dari teman-teman aku.
27 Februari 2013
“Sayang, aku ingin sekali main-main ke rumahmu. Masa’ kamu terus sih yang ke rumahku. Kan aku pingin juga sayang.” ujar Dito.
“Sayang, kamu kan sudah tau sendiri bagaimana kedua orang tuaku itu. Mereka melarangku membawa cowok ke rumah selain keperluan kerja kelompok. Kalau kamu ke rumahku pasti dia akan memarahimu”
“Tidak apa-apa sayang kalau aku yang dimarahin. Asalkan kamunya tidak dimarahin sama kedua orang tuamu.”
“Tapi sayang, aku kasian sama kamu.”
“Hmm, baiklah sayang aku akan turutin omonganmu.”
13 April 2013
“Naila, ini siapa?” tanya ibu padaku.
Segera aku menjawabnya dengan wajah ketakutan, “Di,di,dia itu pacarku bu.”
“Kan ayah sama ibu sudah melarang kamu untuk pacaran, tapi kenapa kamu malah melanggarnya. Sekarang ayo cepat ikut pulang” ujar ayah.
Ayah segera menarik tanganku dan membawaku pulang.
Sesampainya di rumah...
“Naila, ayah sama ibu benar-benar kecewa sama kamu.” tegas ayah.
“Maafin Naila ayah, ibu. Naila mencintai Dito.”
“Sekarang kamu segera tinggalkan Dito.” sahut ibu.
Aku kaget mendengar itu. Aku tidak sanggup untuk melepaskan Dito dari hidupku.
14 April 2013
“Dito, aku ingin kita putus saja. Aku tidak mungkin membantah kedua orang tuaku. Orang tuaku menyuruhku untuk meninggalkanmu. Aku benar-benar minta maaf.”
“Baiklah Nai, jika ini yang terbaik untuk hubungan kita.”
Tanpa terasa, aku meneteskan air mataku saat itu. Dito memelukku sambil mengusap air mataku.
16 April 2013
Ku lewati hari-hariku tanpa kehadiran Dito lagi di sisiku. Tampak terasa ada yang berbeda dari hari biasanya saat aku masih bersamanya. Namun, apa boleh buat. Semua telah terjadi. Ya Allah, aku sayang Dito. Jagalah dia saat tidak bersamaku.
0 komentar:
Posting Komentar